Pukul 24.00, bunga nama panggilannya, melakukan sholat. Disaat malam larut itulah, ia merasa bahwa ketika dia sholat, dia merasa begitu dekat dengan Penciptanya, Tuhannya. Bunga adalah gadis smart, yang memiliki banyak teman, dan supel. Namun, ada satu yang mengganjal dihatinya sekarang ini, asmaranya.
Malam itu, dingin memeluk malam sangat erat, setelah selesai mandi untuk mengusir gerah, ia merasa ingin berdua saja dengan Khaliknya dalam khusyuknya shalat. Dia curahkan semua yg ia rasa dalam hatinya, seperti curhat kepada teman saja, ia menceritakan apa yg sedang ia rasakan selama ini, akhir-akhir ini, hal yg sangat mengganggu hidupnya, tidurnya, dan hari-harinya. Dalam doanya dia bertanya kepada Tuhannya, “Ya Allah, kenapa harus dia yg membuatku lemah tak berdaya seperti ini, mengapa harus kepada orang yg tak pernah masuk kedalam daftar tipe lelaki idaman hamba,? Kenapa Ya Allah? Apakah harus hamba akui, perasaan ini adalah fitrah darimu?”, pertanyaan-pertanyaan konyol, terlontar dari mulutnya melalui suara yg lirih.
Didalam isak tangis, sebenarnya didalam hatinya sedang bergulat pendapat-pendapat, sepertinya terjadi pertengkaran antara nurani dengan egonya. Nuraninya, mengatakan sesuatu yg nyata dan benar-benar masuk akal, sedangkan egonya, membisikkan hal-hal yg membakar emosi dan menambah kadar keegoisan dalam hati bunga. Rasanya seperti nyata, pendapat-pendapat itu keluar begitu saja dari nurani dan egonya, seperti diskusi panas :